Akhirnya digelar juga pertandingan Persib vs Persija kemaren di
Bandung, dengan hasil imbang 0-0. Pertandingan terlaksana setelah ada
perjanjian perdamaian antar pemimpin kedua kelompok suporter. Tapi
betulkah selesai permasalahannya? Tampaknya tidak. Buktinya kemaren
terjadi bentrokan antara suporter Persija dengan bobotoh dan dengan
aparat kepolisian di km 66 tol Cikampek-Cipularang, beberapa jam sebelum
pertandingan.
Memang, dalam islah antar suporter, disepakati kedua belah pihak tidak
akan hadir dalam laga kandang. Artinya, kemaren seharusnya suporter
Persija tidak ikut menonton langsung. Namun, dalam hirarki organisasi
suporter yang sangat cair, siapa yang bisa menjamin kesepakatan itu
terlaksana dengan baik? Apalagi banyak suporter yang masih seusia anak
SMP, yang cenderung liar, jauh dari perilaku tertib.
Mau sampai kapan seperti ini? Kalau musuh bebuyutan Persebaya vs Arema,
masih bisa dipecah ke grup yang berbeda. Persebaya bermain di wilayah
Timur, dan Arema di wilayah Barat. Tapi masak Persib mau dipaksa main di
wilayah Timur? Ya, berat diongkos bagi Persib. Ini soal klasik dalam
sepakbola kita, yang sampai saat ini belum terpecahkan.
Tidak ada komentar: